JAMBI, Angsoduo.net – Pembangunan stockpile batu bara PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS) di kawasan padat penduduk Aur Kenali, Kecamatan Penyengat Rendah, Kota Jambi, menjadi sorotan publik saat ini.
Terbaru, PT SAS secara tidak langsung telah melakukan intimidasi terhadap warga Aur Kenali yakni dengan memasang plang spanduk bertuliskan peringatan keras bagi warga apabila berani masuk ke lokasi pembangunan stockpile batu bara PT SAS.
Pemasangan spanduk peringatan tersebut sebagai bentuk perlawanan PT SAS terhadap warga Aur Kenali yang melakukan aksi unjuk rasa pekan lalu. Namun hal ini mendapat kecaman dari seorang tokoh masyarakat (Tomas) Kota Jambi, Dedi Yansi.
Menurutnya apa yang dilakukan oleh PT SAS tersebut sangat tidak pas, karena dengan adanya pernyataan ancaman itu malah bisa membuat warga Aur Kenali menjadi tambah marah dan melakukan perlawanan.
“Harusnya duduk bersama antara warga dengan PT SAS yang difasilitasi oleh Pemkot Jambi. Jika seperti ini saya takut warga semakin melakukan perlawanan bukan jadi takut,” ungkap dia.
Dirinya juga mengingatkan kepada PT SAS agar tidak berbicara tentang aturan dan hukumannya jika melanggar.
“Jangan hanya berbicara hukum untuk membuat masyarakat jadi takut, saya mau bertanya apakah yang dilakukan PT SAS dengan tetap melakukan aktivitas di lokasi pembangunan stockpile batu bara sebelum kantongi izin tidak melanggar hukum. Karena telah ada larangan keras untuk tidak melakukan aktivitas apapun, buktinya apa,” jelas Dedi.
Terpisah Ketua RT 03 Kelurahan Aur Kenali, Mahfudin, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya bersama warga lainnya akan tetap memperjuangkan suara mereka.
“Karena kami tidak mau pemukiman kami banjir disaat hujan deras. Dan kami juga ingin anak cucu kami bisa hidup sehat. Karena mobilitas angkutan batu bara kan pasti 24 jam, dan debu debu baro beterbangan ke kawasan pemukiman warga. Ini akan menggangu kesehatan kami,” ungkap Mahfudin kepada awak media.
Mahfudin meminta kepada pemerintah daerah, untuk bisa melakukan tindakan tegas atau mencari solusi terhadap bagaimana stockpile batu bara PT SAS tidak berdampak pada kesehatan dan ketenangan warga Aur Kenali.
“Kami minta pemerintah untuk bisa meyakinkan kami bahwa adanya aktivitas PT SAS tidak berdampak pada warga Aur Kenali. Seperti malam yang tenang akan jadi bising karena mobil mobil batu bara pasti 24 jam melintas dan pastikan debu batu bara tidak sampai ke pemukiman kami,” harap Mahfudin.
Dirinya mempertegas bahwa warga Aur Kenali hanya ingin tidak ada kerusakan lingkungan dan pencemaran udara dari aktivitas Hauling batu bara PT SAS.
“Karena kami ingin juga hidup tenang dan lingkungan kami tidak rusak,” tutupnya.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Humas PT SAS, Ibnu Ziyadi belum merespon apapun. (red)
Sumber : pemayung.id