JAMBI, Angsoduo.net – Ketua DPRD Kota Jambi Kemas Faried Alfarelly, akhirnya angkat bicara terkait polemik keberadaan stockpile batu bara milik PT Sumber Anugerah Sukses (PT SAS). Pada dasarnya, Faried meminta PT SAS mematuhi aturan yang ada.
Kepada media, Ketua DPRD Kota Jambi Kemas Faried Alfarelly menegaskan, pihaknya masih bersikap sama seperti beberapa waktu lalu. Yakni, menekankan agar PT SAS tak mengoperasikan stockpile batu bara milik mereka.
“Karena stockpile batu bara mereka (PT SAS, red) itu berada dalam kawasan Kota Jambi,” tegas Bang Faried -sapaan akrab Ketua DPRD Kota Jambi Kemas Faried Alfarelly-, Kamis (12/6/2023) malam.
Diterangkannya, stockpile batu bara milik PT SAS itu, selain berada dalam kawasan Kota Jambi, juga berada dalam areal pertanian Kota Jambi yang telah tercatat dalam Rencana Tata Ruang dann Wilayah (RTRW) Kota Jambi.
Sehingga, tidak mungkin gara gara stockpile batu bara PT SAS, tiba tiba RTRW Kota Jambi berubah.
“Tidak bisa serta merta merubah RTRW. Prosesnya panjang itu,” tambah Bang Faried, lagi.
Karena itu, pihak legislatif (DPRD) maupun eksekutif (Pemerintah) Kota Jambi, sepakat untuk tidak membiarkan PT SAS mengoperasikan stockpile batu bara mereka.
“Saya juga dengar dari kawan kawan bahwa stockpile mereka sudah beroperasi. Sebab itu, kita minta PT SAS mematuhi aturan yang ada,” tutupnya.
Sebelumnya, seorang tokoh masyarakat Jambi, Nasroel Yasir, menegaskan bahwa stockpile batu bara milik PT Sumber Anugerah Sukses (PT SAS), harus segera ditutup. Karena ini merusak lingkungan.
Kepada media, dia menerangkan bahwa keberadaan stockpile batu bara di dalam kawasan Kota Jambi, sangat berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan.
“Apapun alasannya, stockpile batu bara di dalam Kota Jambi milik PT SAS itu, harus segera ditutup pemerintah,” tegas Datuk Nasrul -sapaan akrab Nasroel Yasir- kepada media, Selasa (12/6/2025).
Dari sisi lingkungan, katanya, stockpile batu bara milik PT SAS yang telah diakuisisi PT RMK Energy Tbk (PT RMKE) itu, sangat berbahaya karena merusak Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam Kota Jambi.
Selain itu, partikel debu batu bara juga sangat mengancam kesehatan warga setempat.
“Sudahlah, tidak ada tindakan lain selain harus ditutup. Pemerintah terkait wajib menutup stockpile itu, titik,” kata Datuk Nasrul.
Pihak PT SAS maupun PT RMKE sebagai perusahaan induk, belum ada tanggapan. Dikonfirmasi via pesan singkat / DM ke instagram resmi PT RMKE, hingga sekarang belum ada balasan. (fok)