Review The Mummy 2017: Ketika Tom Cruise Bertemu Teror Kuno Mesir

Review The Mummy 2017: Ketika Tom Cruise Bertemu Teror Kuno Mesir
Review The Mummy 2017: Ketika Tom Cruise Bertemu Teror Kuno Mesir. Foto: Istimewa

FILM, Angsoduo.net – Ada satu hal yang selalu melekat setiap kali kita dengar nama Tom Cruise: aksi. Dan ketika mendengar dia bermain dalam film The Mummy (2017), jujur saja ekspektasi langsung naik… tinggi. Apalagi film ini bukan sekadar reboot biasa, tapi sebuah percobaan ambisius Universal untuk membangun Dark Universe, semacam MCU versi monster klasik.

Dan, ya, Gaes… pengalaman nontonnya itu campuran antara seru, chaotic, dan ada beberapa momen yang bikin kita mikir, “Ini film horor atau film aksi atau film petualangan… atau semuanya dijadikan satu?”

Bacaan Lainnya

Tapi di situlah menariknya film ini.

Mari kita bahas pelan-pelan… pakai gaya kita… gaya yang santai, ngalir, tapi tetap rapi untuk SEO.

1. Bukaannya Langsung “Gass” ala Tom Cruise

Film ini nggak buang waktu lama. Dari awal, kita langsung disuguhi adegan perang, tembak-tembakan, desersi tentara, sampai humor-humor kecil khas karakter Tom Cruise yang sok pede tapi sering sial sendiri.
Nick Morton, tokoh yang ia perankan, sebenarnya bukan pahlawan sejati. Dia lebih ke “penjarah profesional yang kebetulan bekerja di militer”.
Dan justru itu bikin karakter Nick unik… karena dia bukan hero klise yang suci. Dia punya sisi abu-abu, kadang egois, tapi juga punya keberanian naluriah.

Bukaan film ini memberi kesan bahwa kita sedang masuk ke petualangan besar, bukan cuma horor dengan mumi jalan kaki seperti film klasik dulu.
Dan jujur saja, ritme cepat seperti ini pas banget untuk penonton modern.

2. Ahmanet: Villain yang Bukan Sekadar Mumi

Di versi 2017 ini, The Mummy memilih pendekatan baru: muminya bukan laki-laki, tapi perempuan — Putri Ahmanet, diperankan dengan aura gelap nan memikat oleh Sofia Boutella.

Ahmanet bukan monster klise yang bergerak lambat. Dia punya cerita tragis, punya ambisi kuat, dan punya kekuatan supernatural yang bikin bulu kuduk merinding.

Yang menarik adalah cara film memperlihatkan bagaimana Ahmanet melihat Tom Cruise bukan sekadar musuh, tapi wadah untuk ritual kekuasaannya.
Konsep ini fresh dan membuat hubungan villain–protagonis terasa lebih personal.

Saat Ahmanet muncul pertama kali…
Saat pasir bergerak, mata berlipat dua, dan tubuhnya regenerasi dari kematian…
sensasinya itu antara ngeri tapi nagih.

3. Atmosfer Horor yang Sendu, Tapi Tetap Ramai Dengan Aksi

Film ini unik karena memadukan tiga genre sekaligus:

Aksi

Horor

Adventure

Dan semuanya dipadukan dalam satu pacing yang padat.

Adegan zombie mumi bergerak cepat, momen jump scare di bunker, adegan pesawat jatuh yang ikonik, sampai kejar-kejaran di kota London — semuanya dibangun dengan energi tinggi.

Kalau kamu masuk ke film ini dengan mindset “horor murni”, mungkin akan kaget… karena filmnya lebih terasa seperti Mission: Impossible versi supernatural.
Tentu gaya ini cocok banget dengan identitas Tom Cruise. Dia hidup di film aksi. Bahkan adegan pesawat jatuh pun dilakukan dengan teknik zero-gravity nyata — bukan CGI full.

4. Visualnya… Wah, Ini Bagian yang Patut Diapresiasi

Apa pun pendapat orang tentang alur film ini, satu hal yang hampir semua orang sepakat: visualnya keren.

Kota Mesir kuno yang digali kembali

Ritual gelap Ahmanet

Zombie pasir yang cepat

Monster air dalam ruangan yang gelap

Terowongan London yang penuh remah sejarah

Semuanya ditampilkan dengan detail dan estetika modern, tapi tetap mempertahankan aura klasik monster movie.

Ada satu adegan yang paling berkesan: ketika Nick Morton tenggelam di bawah air dan melihat makhluk-makhluk gaib mendekat… itu satu paket antara horor, estetika, dan tensi dramatis.

5. Chemistry Karakter: Antara Serius dan Komedik

Nick Morton dan Jenny Halsey (Annabelle Wallis) punya dinamika unik.
Jenny adalah karakter akademisi yang idealis, sedangkan Nick tipe oportunis liar yang sok berani.
Dua karakter ini menciptakan percepatan cerita yang tidak monoton dan membuat banyak momen ringan yang menyeimbangkan elemen horor.

Namun justru karakter pendukung seperti Chris Vail, teman Nick yang kena kutukan, memberi warna tersendiri.
Setiap tampil, dia membawa suasana campuran antara lucu dan tragis — mirip momen-momen hantu yang muncul sebagai peringatan.

Dan jangan lupa… Russell Crowe sebagai Dr. Henry Jekyll?
Itu semacam easter egg besar ke arah Dark Universe yang sayangnya tidak pernah berlanjut.
Tapi keberadaannya memberi rasa “semesta besar” yang menjanjikan.

6. Cerita yang Ambisius, Tapi Tidak Semua Orang Terhubung

Nah, bagian ini yang paling sering jadi perbincangan.
The Mummy (2017) mencoba menyatukan terlalu banyak hal:

Reboot monster klasik

Pengenalan karakter baru

Set-up untuk dunia besar (Dark Universe)

Cerita horor penuh mitologi

Aksi blockbuster ala Tom Cruise

Akibatnya, sebagian penonton merasa ceritanya terlalu padat.
Tapi bagi yang suka film cepat, penuh aksi, dan banyak kejutan supernatural… film ini justru terasa lengkap.

Dari sudut pandang penikmat film santai seperti kita, Gaes…
Film ini menyajikan hiburan tanpa banyak ruang kosong.
Duduk, nonton, nikmati alurnya, dan biarkan Tom Cruise berlari (karena dia memang selalu berlari), biarkan mumi kejar-kejaran, dan biarkan semesta ini mengalir begitu saja.

7. Sound Design yang Bikin Suasana Hidup

Momen-momen seperti:

Jendela bergetar karena kekuatan pasir

Bisikan lorong kuburan

Detak langkah yang mendekat

Jeritan mumi dari kejauhan

semuanya dipoles dengan detail sehingga kita merasakan tensinya tanpa harus melihat visualnya.
Dan ketika score musik mulai intens — terutama saat Ahmanet bangkit sepenuhnya — atmosfer berubah seketika.

Film ini mungkin bukan horor paling gelap, tapi sound design-nya berhasil membuat banyak momen menjadi lebih hidup.

8. Pesan dan Makna Film: Tentang Diri, Keserakahan, dan Takdir

Walaupun ini film aksi-horor, ada sedikit pesan terselip yang sebenarnya cukup menarik.
Nick Morton, karakter yang awalnya hanya peduli dengan keuntungan pribadi, dipaksa menghadapi konsekuensi besar karena tindakannya membuka sarkofagus Ahmanet.

Film ini menggambarkan bagaimana keputusan serakah bisa membawa dampak besar… bahkan ke level supernatural.

Ada juga pesan tentang bagaimana manusia sering kali tergoda oleh kekuatan yang lebih besar dari dirinya.
Di akhir film, Nick menjadi sesuatu yang ia sendiri tidak mengerti: campuran manusia dan kekuatan dewa kematian.
Dan ini menutup cerita dengan nada yang ambigu tapi menarik.

9. Apakah Film Ini Layak Ditonton?

Jawabannya: layak banget, terutama jika kamu suka:

Film aksi cepat

Mitologi Mesir

Visual mumi yang modern

Tom Cruise beraksi tanpa henti

Film monster yang nggak terlalu berat tapi tetap punya cerita

Bagi yang berharap ini horor murni seperti film mumi jadul, mungkin akan merasa berbeda.
Tapi sebagai film hiburan?
Ini salah satu tontonan paling energik yang pernah mencoba menggabungkan horor klasik dengan blockbuster modern.

10. Kesan Pribadi Setelah Menonton

Kesan yang paling kuat setelah menonton The Mummy (2017) adalah rasa campuran antara puas dan penasaran.
Puas karena aksi dan visualnya benar-benar menghibur.
Penasaran karena film ini membuka potensi semesta besar… yang sayangnya tidak berlanjut.

Namun sebagai tontonan individual, film ini tetap memberikan pengalaman yang seru.
Yang paling melekat tentu saja:

Adegan pesawat jatuh

Kebangkitan Ahmanet

Kejar-kejaran di terowongan London

Momen-momen Nick Morton yang terjebak antara kutukan dan moralitas

Gaya film ini mungkin tidak sempurna, tapi vibes-nya… itu yang bikin memorable.

Penutup

The Mummy versi Tom Cruise adalah film yang besar, ambisius, dan kadang chaotic — tapi di situlah pesonanya.

Kalau kamu masuk untuk menikmati aksi, mitologi, dan visual modern ala blockbuster, film ini menawarkan hiburan yang lengkap.

Dan ya, Gaes… Tom Cruise tetap Tom Cruise — bahkan saat dia dikejar mumi dari Mesir kuno.

Lalu bagaimana cara nonton film ini. Gampang. Buka browser, ketik yandex.com, setelah terbuka situs pencarian yandex, ketik nonton film The mummy tom cruise lk21. Tinggal pilih website mana yang mau diakses. (ndy)

Pos terkait