Angsoduo.net – Cuaca ekstrem akan menerjang Arab Saudi, tepatnya di Arafah saat puncak haji yang diprediksi jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025. Diperkirakan saat jamaah wukuf di Arafah, cuaca di sana mencapai 50 derajat celcius.
Perbanyak Doa dan Zikir di Dalam Tenda
Karena itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief mengimbau kepada jamaah agar tidak keluar tenda saat wukuf di Arafah. Ada baiknya jamaah mengisi waktu dengan berdoa, berzikir atau membaca Alquran di dalam tenda.
“Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arab berpesan saat puncak haji nanti panasnya masih tinggi, dan bahkan lebih tinggi daripada hari ini. Karena itu, jamaah diminta tidak keluar tenda tanpa ada kebutuhan khusus, karena memang kita harapkan jamaah bisa terhindar dari heatstroke, serangan panas, itu berbahaya,” kata Hilman Latief kepada tim Media Center Haji 2025 saat memantau fasilitas di Arafah dan Mina, Arab Saudi pada Senin 26 Mei 2025.
Saat Wukuf di Arafah, berbagai fasilitas akan diterima jamaah haji Indonesia. Di dalam tenda yang ditempati jamaah berisikan kasur, bantal, selimut dan AC atau pendingin ruangan.
Berbagai fasilitas ini tentunya untuk memberikan kenyamanan kepada jamaah selama wukuf di Arafah. Terutama pendingin ruangan, keberadaan alat elektronik yang satu ini sangat membantu jamaah menghadapi teriknya cuaca di luar tenda.
“Tadi kita melihat di Arafah itu juga sudah ada toilet-toilet baru yang bertingkat, yang disediakan pemerintah Saudi. Sejumlah fasilitas juga telah diperbaiki, di antaranya listrik sudah tidak banyak yang di luar, sistem AC juga sudah lebih baik. Mudah-mudahan bisa memberikan kenyamanan yang lebih baik pada jamaah,” kata Hilman Latief soal fasilitas tambahan yang ada di Arafah.
Jaga Kesehatan
Hilman Latief meminta jamaah haji Indonesia, khususnya lanjut usia (lansia) dan disabilitas untuk menjaga fisik, mengingat puncak haji semakin dekat. Jamaah diminta lebih banyak beribadah di hotel berhubung pahalanya sama jika dibandingkan salat di masjid.
Sementara tanazul, jamaah hanya melintasi Mina dan menginap di hotel area jamarat. Kabarnya, ada sekira 55.000 jamaah lansia dan disabilitas yang akan menjalani dua skema ini. (fok)